Sinopsis Film 3 (Tiga)

Sutradara          : Anggy Umbara
http://lorongperihal.blogspot.co.id/2016/02/sinopsis-film-3-tiga.htmlProduser           : Arie Untung
Penulis naskah : Anggy Umbara, Bounty Umbara, Fajar Umbara
Jenis Film          : Drama, Action
Tanggal rilis      : 1 Oktober 2015
Produksi           : FAM Pictures, MVP Pictures
Pemain Film 3   : Cornelio Sunny sebagai Alif, Abimana Aryasatya sebagai Herlam, Agus Kuncoro sebagai Mimbo, Qausar Harta Yudana sebagai Alif muda, Prisia Nasution sebagai Laras, Teuku Rifnu Wikana sebagai Kapten Rama, Tika Bravani sebagai Gendis, Cecep Arif Rahman sebagai Astaroth, Piet Pagau sebagai Kolonel Mason, Verdi Solaiman sebagai Reza, Donny Alamsyah sebagai Bima, Tanta Ginting.
Setelah kesuksesannya dengan film berjudul ‘Comic 8’, kini sutradara  Anggy Umbara kembali merilis sebuah film terbaru berjudul “3 (Tiga)”. Dalam film terbarunya ini Anggy Umbara mencoba menggambarkan kondisi Indonesia di masa depan. Dengan genre action, film terbaru “3 (Tiga)” menghadirkan unsur futuristik. Pada film ini negara Indonesia digambarkan telah berada pada tahun 2036. Dimana pada tahun itu, memperlihatkan Indonesia yang tengah masuk dalam masa liberalisme.
Mengenai film “3 (Tiga)” ini sendiri menggambarkan tiga sosok karakter utama yakni Alif yang diperankan oleh Cornelio Sunny, Lam yang diperankan oleh Abimana Aryastya dan juga Mim yang diperankan oleh Agus Kuncoro. Ketiga orang ini memiliki pekerjaan yang berbeda satu sama lainnya. Alif berprofesi sebagai polisi, Lam sebagai Jurnalis investigasi dan Mim yang bekerja sebagai pimpinan pondok pesantren.
Tiga orang sahabat ini tidak pernah melupakan ajaran agama yang telah mereka dapat sejak kecil. Padahal di tahun 2036 tersebut, negara Indonesia telah berubah menjadi negara liberal yang melarang masyarakatnya untuk beragama. Negara memang sudah kembali damai dan sejahtera sejak perang saudara dan pembantaian kaum radikal berakhir pada saat revolusi tahun 2026. Hak asasi manusia menjadi hal utama. Peluru tajam sebagai senjata sudah menjadi sebuah hal yang ilegal. Aparat cukup menggunakan peluru karet untuk menangkap penjahat dan para teroris yang masih tersisa. Satu dilema yang sangat menyulitkan, ketika dimana beberapa kelompok radikal kembali bangkit dan telah menemukan bentuk perjuangannya untuk mengganti wajah demokrasi. Kemampuan bela diri yang tinggi sangat dibutuhkan, oleh para aparat untuk memberantas hal tersebut.
Ketiga sahabat ini akhirnya dipertemukan kembali setelah terjadi kekacauan pasca ledakan bom di sebuah cafe. Hasil penyelidikan dan bukti-bukti di lapangan mengarah pada keterlibatan Mim dan anak-anak padepokan. Alif harus menghadapi sahabatnya sendiri dan menghancurkan padepokan yang telah membesarkannya. Lam yang terjepit diantara kedua sahabatnya mencoba mencari jalan tengah demi menghindari kehancuran yang lebih besar. Mim memilih menghadapi penegak hukum dan rela mengorbankan nyawanya tanpa kompromi. Alif, Lam dan Mim dipaksa bertarung satu sama lain untuk mempertahankan dan memperjuangkan kebenarannya masing-masing.

Anggy Umbara selaku sutradara mengungkapkan jika dirinya tidak ingin membuat film yang terlalu berbelit-belit. Sang sutradara hanya berharap saat penonton menyaksikan film “3 (Tiga)” ini, maka penonton dapat menyukainya. Tak hanya itu, Anggy Umbara juga menginginkan penonton dapat menikmati efek yang berbeda saat menyaksikan film buatannya tersebut.

Post a Comment