Korupsi Itu Kelakuannya, Koruptor Itu Pelakunya

http://lorongperihal.blogspot.co.id/2016/02/korupsi-kelakuannya-koruptor-pelakunya.htmlKoruptor, itulah sebutan yang dimesatkan bagi mereka yang mencuri uang negara untuk kepentingan diri sendiri. Jika ditelaah lebih lanjut koruptor ini lebih mengerikan dari pada tindak terorisme, hal tersebut disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan dari prilaku korupsi ini dapat mengakibatkan puluhan, ratusan, ribuan dan jutaaan orang menjadi menderita akibat dari perilaku tersebut.

Korupsi di lingkungan perpajakan contohnya telah melahirkan ribuan Gayus-Gayus lain. Pajak-pajak yang dibayar, seharusnya diperuntukkan bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat, tetapi justru dinikamati oleh pribadi dan kelurga  oknum koruptor di departemen pengelola keuangan negara tersebut.
Korupsi juga dapat terjadi dilingkungan peradilan dan hukum, hal tersebut mengakibatkan hukum di negara  ini mudah dibeli.  Dengan adanya praktek korupsi di lingkungan hukum dan peradilan ini memunculkan stigma negatif yang melekat pada hukum di Indonesia yang menyatakan bahwa hukum di Indonesia ‘tumpul keatas dan tajam kebawah’, yang berarti hukum disini sebagai suatu produk pesanan bagi mereka yang beruang dan tidak berpihak kepada masyarakat kalangan bawah.
Tidak ada habisnya ketika membicarakan mengenai korupsi dan koruptor, karena praktek korupsi sepertinya sudah menjadi sebuah budaya baru di negara ini. Praktek korupsi seakan telah mendarah daging pada semua lini kehidupan di negara Indonesia, seperti di sektor ekonomi, hukum, pendidikan, kesehatan, transportasi dan olaraga pun telah menjadi suatu rahasia umum mengenai adanya praktek koruptorisme. Dulu pada tahun 1998, di era reformasi sebagian rakyat Indonesia menyatakan bahwa “Soeharto adalah seorang koruptor”, tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa rakyat Indonesia tidak bisa melupakan beliau dan sebaiknya justru mengucapkan terimakasih, karena adanya dampak pembangunan yang bisa dikatakan masih terlihat jelas, meskipun hal tersebut dikatakan sebagai hasil dari korupsi.
Salah satu potensi masalah penyebab korupsi adalah kesisteman, dan budaya taat hukum yang rendah di negara Indonesia. Pertemuan World Economic Forum on East Asia yang dilaksanakan di Indonesia merekomendasikan agar salah satu cara agar bangsa ini bisa maju, adalah dengan menyelesaikan masalah korupsi, infrastruktur, SDM  dan kemiskinan.
Kesisteman, contohnya pada anggota DPR. Mereka sebagai wakil rakyat tapi sistem kontrol terhadap anggota DPR seakan tidak ada. Ketika masyarakat ditanya mengenai siapa wakil mereka, jawabannya sudah pasti Anggota DPR yang mewakili daerah pemilihannya. Selain karena kesisteman, praktik korupsi juga dapat terjadi karena budaya taat hukum yang rendah di negara Indonesia, seperti halnya banyak orang menggunakan helm, karena takut ditangkap polisi dan mendapatkan surat tilang bukan karena kesadaran untuk melindungi kepalanya ketika kecelakaan terjadi.

Maka sudah wajar bila desakan kepada pemerintah dan setiap orang  yang mau peduli kepada bangsa ini, untuk tidak melindungi seorang koruptor. Koruptor harus dilawan, mulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan tindakan korupsi sehingga tidak menjadi seorang koruptor, dan harus mulai dari sekarang.

Post a Comment